Jumat, 25 Desember 2009

BERPEGANG PADA QUR'AN DAN SUNNAH

Berkata Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad Al-Husaini Al-'Alawi :

Hendaknya Anda selalu berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah, sebab kedua-duanya adalah (inti) agama Allah yang benar dan jalan-Nya yang lurus. Siapa saja berpegang erat-erat pada keduanya, akan selamat dan beruntung, dan siapa saja menyimpang dari kedua-duanya akan sesat dan bisana. Maka jadikanlah kedua-duanya sebagai pemerata jalanmu serta kendali hidupmu.

Kembalilah kepada kedua-duanya dalam segala urusanmu demi mematuhi wasiat Allah dan Rasul-Nya seperti tercantum dalam firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan dan taatilah Rasul-Nya dan para pemimpinmu yang berasal darimu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah hal itu kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisa, 4:59)

Dan telah bersabda Rasulullah SAW:
Kuberpesan kepada kalian dengan sesuatu yang bila kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian takkan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.

Maka bila Anda ingin selalu berada di jalan kebenaran yang tak ada kebengkokan dan keraguan padanya, ukurlah selalu niat, akhlak, perbuatan, dan ucapanmu dengan Al-Kitab dan As-Sunnah. Ambillah apa saja yang bersesuaian dan tinggalkan apa saja yang bertentangan dengan kedua-duanya. Dan bertindaklah dengan hati-hati dan ikutilah yang terbaik selalu.

Jauhi Bid'ah

Jangan berbuat hal-hal yang diada-adakan (bid'ah) dalam agama dan jangan mengikuti selain jalan kaum mukminin, sehingga Anda tidak mengalami kerugian di dunia dan akhirat, sebab itulah kerugian senyata-nyatanya. Hindarkanlah dirimu dari bid'ah serta pendapat-pendapat yang saling bertentangan. Rasulullah SAW telah bersabda:

Setiap sesuatu yang diada-adakan (dalam urusan agama) adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah kesesatan.

Dan telah bersabda pula SAW:

Barangsiapa mengada-adakan sesuatu dalam agama kita ini, maka perbuatannya itu tertolak.

Bid'ah terbagi atas tiga macam:

  1. Bid'ah Hasanah (yang berupa kebaikan), yang dicontohkan oleh para imam yang benar dan yang bersesuaian dengan Al-Kitab dan Sunnah, yakni ditinjau dari segi pengutamaan segala sesuatu yang paling tepat, paling bermanfaat dan paling baik. Contohnya, pengumpulan Al-Quran dalam satu mushaf (dalam bentuk kitab) seperti dilakukan oleh sayidina Abu Bakar, atau pencatatan Diwan (daftar tunjangan rakyat) serta salat Tarawih seperti dilakukan oleh sayidina Umar, atau tambahan azan pertama pada hari Jum'at seperti dilakukan oleh sayidina Utsman, atau hukum memerangi kaum bughat (yakni kaum pemberontak) seperti dilakukan oleh sayidina Ali - semoga Allah merahmatinya bersama ketiga khalifah sebelumnya -.
  2. Bid'ah Madzmumah (tercela) - dalam pemahaman kezuhudan dan qana'ah - semata-mata, seperti sikap kurang mengekang diri dalam berpakaian, makan dan perumahan yang hukumnya mubah.
  3. Bid'ah Madzmumah (tercela) secara mutlak, yaitu hal-hal yang bertentangan dengan nash-nash Al-Kitab dan as-Sunnah atau melanggar ijma (kesepakatan) umat.
Seringkali ahli bid'ah terjerumus ke dalam bid'ah terutama di bidang ushul (akidah) dan agak jarang di bidang furu' (aturan-aturan syari'at). Siapa saja tidak bersungguh-sungguh dalam berpegang pada Al-Kitab dan As-Sunnah serta tidak mencurahkan segenap daya upayanya untuk mengikuti jejak Rasul SAW, sementara mendakwakan dirinya memiliki kedudukan mulia di sisi Allah, janganlah sekali-kali Anda mendengarkan omongannya ataupun menujukan perhatian kepadanya, walaupun sekiranya ia dapat terbang di udara, berjalan di atas air, menggulung jarak-jarak perjalanan yang jauh atau menembus (bertentangan dengan) kebiasaan-kebiasaan yang berlaku lainnya. Keajaiban-keajabaian seperti itu juga sering terjadi pada diri setan-setan, tukang-tukang sihir dan tenung, ahli-ahli nujum dan peramal, serta orang-orang sesat selain mereka. Hal-hal seperti itu justru merupakan istidraj ataupun hasil penipuan. Dan tidak mungkin dianggap suatu karamah ataupun pertolongan dari Allah kecuali bila timbulnya dari orang-orang yang benar-benar ber-Istiqamah dalam hidupnya.

Para penipu seperti itu hanyalah berhasil melakukan tipuan-tipuan mereka itu terhadap orang-orang awam yang dungu, yakni mereka yang diliputi keraguan dalam ibadah mereka kepada Allah SWT. Adapun orang-orang berakal dan berpikiran sehat pasti benar-benar mengerti bahwa jenjang perbedaan antara sesama kaum mukminin dalam kedekatan dengan mereka kepada Allah SWT ialah sesuai dengan jenjang perbedaan antara mereka dalam hal mengikuti jejak Rasul SAW. Makin sempurna seseorang mengikuti beliau, makin sempurna pula kedekatannya kepada Allah dan makin besar ma'rifatnya tentang Allah.

Diriwayatkan bahwa Abu Yazid Al-Busthami pernah hendak mengunjungi seseorang yang dikenal sebagai seorang wali. Ia duduk di masjid seraya menunggu kedatanganya. Namun ketika muncul, dilihatnya orang itu berdahak dan membuang dahaknya di dinding masjid. Segea Abu Yazid pulang sebelum sempat duduk bersamanya seraya berkata, "Bagaimana orang seperti itu dapat dipercaya dalam memegang rahasia-rahasia Allah sedangkan ia tidak berpegang pada adab-adab syari'at?"

Dan telah berkata Al-Junaid (rahimahullah): "Semua jalan tertutup kecuali bagi siapa yang mengikuti jejak Rasul SAW."

Dan berkatalah Sahl bin Abdullah (rahimahullah): "Tiada penolong kecuali Allah, tiada penunjuk jalan kecuali Rasulullah, tiada bekal kecuali takwa dan tiada amal kecuali tekun dan sabar di dalamnya."

Sabtu, 19 Desember 2009

AQIDAH SALAF (Risalah Habib Muhammad bin Husain Al-Habsyi)



Berkata Asy-Syekh Asy-Syarif Al-‘Alim Al-‘Allaamah Al-Habib Muhammad bin Husain bin Abdullah bin Syaikh Al-Habsyi:
Malaikat Jibril telah datang kepada Nabi SAW, seraya bertanya: Wahai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam! Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Islam adalah keharusan bagi engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Muhammad itu utusan-Nya, engkau mendirikan shalat, engkau mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah bila engkau mampu." Dia berkata: Engkau benar. Maka kami heran, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.Lalu dia bertanya lagi: Beritahukanlah padaku tentang Iman! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang baik dan buruk." Orang itu berkata: Engkau benar.Dia bertanya lagi: Beritahukanlah kepadaku tentang Ihsan! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."Kata ulama waris para Nabi: Barangsiapa yang mempunyai Iman dan Islam, maka dia orang yang sempurna beriman. Barangsiapa yang meninggalkan keduanya dia kafir. Barangsiapa yang meninggalkan Islam (amal) dia tidak sempurna beriman dan barangsiapa meninggalkan Iman (tidak ada sedikitpun kepercayaan dalam hati) dia munafiq.
Arti beriman kepada Allah ialah hendaknya anda beriman dengan hati bahwasanya Allah Esa pada Zat, Sifat dan Perbuatan. Tidak ada sekutu bagi-Nya pada ketuhanan-Nya. Dia bersifat dengan segala kesempurnaan, suci dari segala kekurangan. Tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya. Terkaya dari segala sesuatu dan segala sesuatu berhajat kepada-Nya. Wajib bagi Rabb kita yang Mahamulia lagi Mahaagung dua puluh sifat yaitu: ada, sedia ada (terdahulu), kekal, berdiri dengan sendiri, berlainan dari segala yang baru, esa, hidup, mengetahui, berkehendak, berkuasa, berkata-kata, mendengar, dan melihat. Maka Dialah Yang Maha Hidup, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Berkata-kata, Yang Maha Mendengar, dan Yang Maha Melihat.
Arti tidak ada Tuhan melainkan Allah ialah: Penafian sifat Ketuhanan daripada selain Allah dan pengitsbatannya bagi Allah. Sifat Ketuhanan itu merangkum semua sifat kesempurnaan. Tidak ada Yang berhak disembah dimaya pada ini melainkan Allah. Tidak ada Pencipta dan Pemberi rezeki melainkan Allah.Tidak ada Yang memberi dan Yang menahan melainkan Allah.Tidak ada Pemberi manfaat dan Pemberi mudharat melainkan Allah. Begitulah seterusnya di dalam semua kerajaan dan alam milik-Nya. Andainya ada Tuhan di dalam kedua langit dan bumi selain Allah niscaya rusak bisana keduanya. Tidak ada seseorang memiliki sesuatu walau sebesar zarrah di langit dan di bumi, tidak ada sebarang sekutu bagi mereka pada keduanya dan tidak ad bagi-Nya dari kalangan mereka sebagai penolong. Mereka sendiri tidak memiliki buat diri mereka bahaya tau manfaat dan tidak juga mati, hidup, mahu kebangkitan semula semuanya itu urusan Allah.
Arti Muhammad Pesuruh Allah hendaklah anda mengi'tikadkan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi yang Ummi berbangsa Arab Quraisy keturunan Bani Hasyim yaitu Muhammad SAW kepada sekalian makhluk, jin dan manusia. Baginda telah didukung dengan wahyu dan diwajibkan makhluk mempercayai dan membenarkan berita yang dibawanya baik mengenai kerasulannya, hal-hal yang ghaib atau keimanan dan hukum syariat yang dipraktekkannya, sebab tidak muncul dari hawa nafsunya tetapi atas petunjuk Allah. Diantara kewajiban terhadap Rasulullah yang lain adalah mencintainya, mengagungkannya, membelanya, mencintai para pecintanya atau yang dicintainya, menghidupkan sunnahnya, memperbanyak shalawat kepadanya, mengikuti manhajnya, dan mewarisi risalahnya. Tidak cukup Tauhid dengan mengucap Tiada Tuhan melainkan Allah selagi tidak disertakan dengan penyaksian kerasulan Muhammad SAW. Diantara berita yang dibawanya ialah: mengenai siksa kubur dan nikmatnya, pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, ba'ats (hari bangkit), hasyr (hari makhluk digiring untuk dihisab), qiyamah (hari dihancurkannya alam semesta), hisab (hari amal manusia dihitung), tsawab (pahala), siksa, timbangan amal, neraka, titian (sirath), telaga, syafaat, surga, kekal dalam surga, dan memandang zat Allah di dalam surga, semua ini pasti nyata.
Kita semua percaya bahwa Nabi Muhammad SAW lahir di Mekkah, diutus di sana, berhijrah ke Madinah dan wafat serta dikebumikan di sana. Dan sejak kecil beliau terkenal sebagai orang yang jujur, tidak pernah berdusta. Ia bukan sembarang orang, ia manusia pilihan. Warna kulitnya putih kemerah-merahan. Baginda hidup terus di dalam kuburnya SAW. Selain itu kita wajib percaya bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah penutup para Nabi Allah dan beliaulah manusia yang paling mulia.

Arti beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa mereka adalah hamba Allah yang mulia. Tidak pernah mendurhakai perintah Allah. Mereka terus menerus melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Mereka adalah utusan antara Allah dengan makhluk-Nya. Mereka bertindak di tengah-tengah mereka. Mereka juga benar dalam apa yang mereka khabarkan daripada Allah. Tidak ada siapa yang mengetahui banyaknya bilangan mereka melainkan Allah.
Arti beriman kepada Rasul ialah kita percaya bahwa Allah telah mengutus mereka untuk membawa petunjuk kepada makhluk. Menyempurnakan kehidupan dunia akhirat mereka. Para rasul itu telah didukung Allah dengan mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka. Maka mereka pun menyampaikan risalah-Nya. Mereka menerangkan apa yang disuruh terangkan.Sesungguhnya adalah wajib menghormati mereka dan membersihkan mereka daripada sebarang tuduhan pencemaran dan kekurangan (keaiban dan kecelaan). Mereka adalah terpelihara daripada dosa kecil dan dosa besar sebelum dan sesudah kenabian.
Arti beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu mempercayai bahwa ianya adalah percakapan Allah yang azali lagi qadim yang berdiri pada Zat-Nya tidak berhuruf dan bersuara. Ianya telah diturunkan Allah atas sebagian para rasul-Nya dengan lafaz yang baru (yang boleh dibaca makhluk) di lauh-lauh (batu atau papan tulis) dan menerusi lidah malaikat. Sesungguhnya segala yang terkandung di dalamnya adalah hak dan benar. Sesungguhnya ada sebagian yang dimansukhkan Allah dan ada yang tidak. Jumlah kitab yang telah diturunkan Allah ialah seratus empat buah kitab.
Arti iman kepada takdir yaitu percaya bahwa apa yang telah ditakdirkan Allah pasti berlaku dan yang tidak ditakdirkan-Nya tidak akan berlaku. Dan sesungguhnya Allah telah mentakdirkan yang baik dan yang buruk sebelum kejadian makhluk. Segala sesuatu yang berlaku adalah dengan Qadha Qadar dan kehendak-Nya. Perbuatan hamba adalah daripada ciptaan-Nya. Dia memberi balasan baik kepada hamba-Nya dengan limpahan karunia-Nya dan menghukum hamba-Nya dengan keadilan-Nya. Dia juga boleh membuat sebaliknya. Dia boleh menimpakan sakit ke atas anak kecil pada hari kiamat tanpa sebarang dosa dan kesalahan (dari anak itu). Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki, menahan siapa yang dikehendaki, Dia mmengampuni semua dosa selain syirik, Dia tetap Adil tidak zalim, Dia bertindak pada hak milik-Nya dan hamba abdi-Nya. Tidak boleh ditanya apa yang dilakukan-Nya sedang mereka semua akan ditanya.
Ketahuilah hamba dijadikan hanya untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dengan nas firman-Nya:
Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku, Aku tidak mahu sebarang rezeki daripada mereka dan Aku tidak mahu mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Dialah Allah Maha Pemberi rezeki dan mempunyai kekuatan yang perkasa. (QS Adz-Dzariyat: 56-58)
Apa pun tafsiran ibadah di sini, maka dia dituntut meluangkan waktunya dan penuh konsentrasi zahir dan batin untuk-Nya, dan berpaling dari segala apa yang boleh menghalangnya. Apabila dia telah diberi taufik untuk itu semua, maka dialah hamba Allah sepenuhnya yang layak mendapat martabat yang dekat dan mendapat perhatian khusus dari Allah. Maka ketika itu dia mendapat hakikat syukur yang hanya sedikit orang yang dapat mencapainya yaitu: Mengarahkan segala nikmat yang diberi Allah kepada tujuan yang dijadikan karenanya. Dan dia juga mendapat derajat orang yang khusus dalam bersifat Islam yang baik yang tersebut dalam sabdanya SAW:
Sebaik-baik Islam seseorang itu ialah meninggalkan apa yang tidak ada kena mengena dengannya
Sekiranya hamba itu tidak dapat melaksanakan semua yang dikehendaki daripadanya, maka dia terserah kepada kehendak Allah, menunggu apa yang ditunggu kebanyakan kaum muslimin, jika ia dimaafkan, maka itu satu kejayaan mendapatkan derajat yang tinggi dan siap diberi balasan azab sebab kelalaiannya, maka tidaklah ada baginya pelindung dan penolong.
Adalah suatu hakikat bahwa hamba dalam dunia ini adalah laksana peniaga yang berlayar, barang perniagaannya ialah amalannya sama ada baik atau buruk, keuntungannya ialah kebahagiaan yang abadi dalam surga yang telah disediakan bagi orang yang bertaqwa. Kerugiannya ialah kecelakaan selamanya dan itulah kerugian yang nyata. Modalnya ialah umurnya, setiap saatnya ialah harta yang dapat digunakan untuk dibeli dengannya kebahagiaan selama-lamanya. Kehabisan umur bermakna terhentinya perniagaan. Setiap orang akan mendapat pada hari kiamat apa yang telah dibuatnya dahulu. Pada hari setiap jiwa akan mendapat apa yang telah diamalkannya daripada kebaikan dan keburukan di hadapannya dia ingin sekali kalau dapat berjauhan daripada amalannya yang buruk. Tetapi itulah kelalaian dan panjang angan-angan yang telah membutakan matahati dari kebenaran. Allah SWT telah berfirman:
Katakan itulah berita yang besar sedang kamu berpaling daripadanya. (QS Shad: 67-68)

Jumat, 18 Desember 2009

AQIDAH SALAF (Risalah Habib Abdullah bin Husain bin Thahir)


Al-Imam Al-‘Allaamah Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thahir berkata:

Seluruh orang mukallaf wajib memeluk dan masuk agama Islam, selamanya harus dalam agama Islam, serta wajib menerima segala hal yang telah ditentukan atas dirinya, yakni hukum Islam.
Di antara yang wajib diketahui, dimantapkan dalam hati secara mutlak, harus diucapkan dengan lisan dengan seketika bila orang itu masih kafir, cukup diucapkan sewaktu salat bila dia muslim, ialah dua kalimat syahadat, yaitu “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”
Adapun makna kalimat ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH adalah kau harus mengetahui, memantapkan dalam hati, percaya dan membenarkan bahwa tiada yang disembah dengan sebenarnya dalam wujud melainkan Allah Maha Esa, Maha Awal, Maha Qadim, Maha Dahulu tanpa permulaan, Maha Hidup, Maha Berdiri dengan Zat-Nya sendiri, Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizki, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan Maha Berbuat apa saja yang dikehendaki. Apapun yang dikehendaki pasti terjadi, dan apupun yang dikehendaki pasti terjadi, dan apapun yang tidak dikehendaki tentu tidak ada.
Tiada upaya untuk mengehindar dari maksiat dan tiada daya untuk melakukan taat kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Allah adalah Zat yang disifati dengan segala kesempurnaan. Disucikan dari segala kekurangan. Tiada sesuatu yang menyamai-Nya. Ia adalah Zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Waspada. Allah adalah Qadim (Maha Permulaan), sedangkan selain Allah adalah baru. Allah adalah yang menciptakan, sedangkan selain Allah adalah yang diciptakan (makhluk).
Kalam (Firman) Allah adalah qadim begitu pula sifat-sifat-Nya, karena Allah tidak sama dengan semua makhluk, baik zat, sifat-sifat, maupun perbuatan-Nya.
Maha Suci dan Maha Luhur Allah dari apa yang dikatakan orang-orang zhalim, dengan Maha Luhur yang Agung.
Adapun makna kalimat ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH adalah kau harus mengetahui, memantapkan, membenarkan, dan percaya bahwa sesungguhnya gusti kita Nabi Muhammad putra Abdullah putra Abdul Muthallib putra Hasyim putra Abdi Manaf adalah hamba Allah dan utusan-Nya, diutus untuk seluruh makhluk.
Beliau dilahirkan dan diangkat sebagai Rasul di Mekah. Kemudian hijrah ke Madinah dan dimakamkan di Madinah pula. Dan sungguh segala apa yang disampaikan beliau adalah pasti benar.
Diantara yang beliau kabarkan adalah tentang siksa kubur, kenikmatan dalam kubur, pertanyaan dari dua malaikat Munkar dan Nakir, hari bangkit, hari hasyar (makhluk digiring untuk dihisab), hari kiamat, hisab, pahala, siksa, timbangan amal, neraka, titian (shirath), telaga (Al-Haudh), syafa’at, surga, kekal dalam surga, dan memandang zat Allah di dalam surga, semua ini pasti nyata.
Kau wajib beriman kepada malaikat, para rasul, kitab-kitab Allah, dan beriman kepada takdir baik dan buruk dari Allah semata. Serta beriman, bahwa Nabi Muhammad adalah penutup para nabi. Beliau adalah pemimpin (sayyid) seluruh keturunan Nabi Adam.

MUNAJAT SANG GURU (1)


Ir. Habib Husin bin Abdulkadir Mulachela
8 September 2009


RENUNGAN MALAM LAILATUL QADAR
Maha besar Allah, yang Maha Agung
Yang telah menciptakan manusia
Dan menyempurnakannya
Yang menetapkan agama dan
Menjelaskannya
Yang memancarkan cahaya dan menyebarkannya
Yang membatasi
Rizki dan melimpahkannya
Yang memberi mudhorot dan manfa’at
Kepada hambanya
Yang menciptakan sumber air
Dan mengalirkannya
Yang menjadikan langit sebagai atap
Kemudian meninggikannya
Yang mendatarkan bumi
Dan merendahkannya
Yang menggerakkan bulan
Dan menerbitkan nya
Mahasucl Allah yang tinggi dan mulia kedudukan-Nya
Yang parkasa dan lndah kakuasaan-Nya
Tiada tarcela ciptaanNya
Tiada yang kuasa mangubah ketetapan-Nya
Tak akan tarhina orang yang dlmuliakan-Nya
Tak akan mulia orang yang direndahkan-Nya
Tiada yang dapat mamisahkan asa yang telah dipersatukan-Nya
Tiada sakutu bagi-Nya
Tiada Tuhan salain Dia.
Sanantiasa bartasbih kapada-Nya
para malalkat yang mulia
tetumbuhan dan hewan
angin dan awan
cahaya dan kegelapan
segala puji bagi Allah,
seru sekalian alam
semoga kepada Nabi Muhammad saw
dilimpahkan solawat dan salam
juga kepada kedua kakeknya
Nabi Adam dan lbrahim AS
Kepada keluarganya yang suci
sahabatnya yang tarpilih
segenap istrinya yang suci
ibu kaum mukmin
dan seluruh pengikut mereka
juga kepada kita sakalian
bersama mereka dangan rahmat MU
Ya Amamarrahimin
Kaum muslimin rahimakumullah
Ketahuilah, malam-malam ini
adalah malam parpisahan
dengan bulan yang mulia
dan penuh keberkahan
Bulan yang penuh lbadah
yang siang harinya untuk puasa
dan sedekah malamnya untuk
Tarawih dan tilawah
Bulan yang dijadikan panerang
bagi bulan-bulan lainnya
Allah talah menurunkan Quran di dalamnya
Pintu tobat dlbuka saluas-luasnya
Tiada doa yang tidak didengar-Nya
Tiada kabaikan yang tidak dlhimpun-Nya
Tiada mara bahaya yang tidak ditolak-Nya
Tiada amal baik yang tidak diangkat—Nya
Orang yang barjaya adalah mereka
Yang menggunakan kesempatan
Sebaik-baiknya
Orang merugi dan tertipu ialah mereka
Yang melewatkan dan menyia-nyiakannya
Bulan yang ditetapkan Allah
Sebagai bulan pengampunan
Siapa yang beramal baik
Jadilah amal itu sebagai tabungan
Dan simpanan masa depan
Bulan yang orang fasik pun merasa malu
Lalu mengurangi perbuatan buruk nya
Dan orang yang rindu kepada Allah
Terbakar semangat ibadahnya
Hati ramai dengan dzikrullah
Masjid terang bermandikan cahaya
Penuh sesak dengan manusia
Seiring dengan tibanya waktu buka puasa
Para malaikat turun
Dengan daftar
Enam ratus ribu orang
Yang dibebaskan dari api
Neraka
Ayat-ayat Allah berulang kali dibaca
Hati menjadi tenang
Malaikat rahmat turun
Dan sibuk memohonkan ampun
Bidadari berucap dari surga:
Bahagialah kalian
Wahai laki-laki dan perempuan
Yang telah bersusah payah berpuasa
dan beribadah
Penghuni bumi dan langit pun
Turut bergembira
Atas kenikmatan yang Allah sediakan
Untuk kalian semua Allah selalu melimpahkan rahmat
Kepada Hamba Nya
Yang rajin berbekal untuk akhirat
Ia tampak tak tenang, resah, dan gelisah
Ketika sadar bahwa kini adalah sa’at berpisah
Salam sejahtera bagimu Wahai Romadhon
Salam sejahtera bagimu Wahai bulan tarawih, ibadah
Dan tilawah Al Qur’an
Salam sejahtera bagimu Wahai bulan pengampunan
Salam sejahtera bagimu Wahai bulan barakah dan kebaikan
Salam sejahtera bagimu
Wahai bulan pemberian dan keridho’an
Salam sejahtera bagimu
Wahai bulan ibadah dan pengabdian.

MUNAJAT SANG GURU (2)





Ir. Habib Husin bin Abdulkadir Mulachela


Wahai Ahli ibadah, wahai hamba-hamba Allah
siapa yang berhasil mencegah dirinya
dari hal-hal haram bulan ini
Hendaklah ia menolak hal-hal haram
Di bulan lainnya
Sebab, Tuhan dibulan Romadhon
Adalah juga Tuhan di bulan lainnya
Ia Maha Mengetahui dan Melihat
Semua yang terjadi di bulan-bulan itu.
Allahumma ya Allah,
Kami telah melakukan Ibadah
Yang jauh dari sempurna
Kami hanya kerjakan sedikit
Dari kewajiban kami semua
Kami berhenti di pintu Mu
Mengharap kemurahan MU
Jangan Kau tolak dan kecewakan kami
Jangan Kau jadikan kami berputus asa
Mengharap rahmat MU
Perbaikilah keadaan kami
Tutupilah kejelekan dan keburukan kami
Ampunilah kami atas dosa-dosa kami
Jadikanlah hari kiamat sebagai sa’at
Yang paling menyenangkan bagi kami
Jangan palingkan Wajah Mu yang Mulia
Dari kami, ya .. Allah
Jadikanlah ibadah kami
Sebagai
Amal yang diridhoi
Usaha yang kami lakukan
Sebagai usaha yang terpuji
Dan bagian ganjaran kami adalah
Bagian yang terbanyak pada malam-malam ini

Allahummma ya Robbi,
Para ahli kubur sedang menanggung dosa
Dibelenggu oleh amal jelek nya di dunia
Dirundung kesepian musafir
Yang tidak diharapkan kembalinya
Pupus sudah keelokan parasnya
Ulat dan cacing berpesta pora
Dalam tubuhnya
Terbujur tak kuasa berbicara
Dikelilingi tetangga yang tidak saling berkunjung
Dan bertutur sapa
Di antara mereka ada yang malas
Dan ada yang bersungguh-sungguh
Dalam beribadah

Allahumma, Ya.,. Robbi
Kepada mereka yang
Gembira
Berikanlah kemuliaan
Dan tambahkan kegembiraan
Kepada mereka yang sengsara
Gantikan kesedihannya
Dengan kegembiraan

Allahumma, Ya..Robbi
Jadikanlah kubur mereka
Penuh dengan rahmat Mu
Wadah yang menampung kemurahan MU
Tempat melintasnya kebaikan MU
Jalur lewatnya ampunan dan Magfiroh MU
Sehingga mereka tidak gelisah
Merasakan kesejukan dan ketenangan

MUNAJAT SANG GURU (3)






Ir. Habib Husin bin Abdulkadir Mulachela





Allahumma, YA..Robbi

Jangan Kau tinggalkan kami

Pada malam malam ini

Kecuali setelah Engkau ampuni kami

Atas dosa-dosa kami

Setelah Kau hilangkan kesusahan kami

Setelah Kau sembuhkan penyakit kami

Setelah Kau selamatkan saudara kami yang sedang kau uji

Setelah kau terima hamba-hamba MU Yang berbuat keji

Setelah Kau jelaskan kebenaranKepada kami

Setelah Kau pulangkan dengan selamat Mereka yang pergi

Setelah Kau hentikan mereka yang berbuat maksiat

Setelah kau mudahkan urusan dunia dan akhirat





Allahumma, YA .. Robbi

Hapuslah dosa kami

Dosa kedua orang tua kami

Dosa saudara laki-laki dan perempuan kami

Dosa teman-teman kami

Dosa para Guru-guru kami

Dosa orang yang pernah mengajar dan belajar kepada kami

Dosa boring-orang yang memohon do’a kepada kami

Dosa orang yang pernah berdo’a untuk kami

Dosa orang-orang yang membela kami

Dan kami membelanya demi Engkau

Dosa mereka semuanya,



YA..Allah

Mereka yang masih hidup

Maupun yang sudah meninggal

Birohmatika Ya.. Arhammarrohiimin



Ya.. Allah kepada mereka yang di kubur

Dan seiman dengan kami

Sampaikan cahaya dan kelapangan

Balaslah kebaikan mereka

Dengan kebaikan

Balaslah kejahatan mereka

Dengan pengampunan

Limpahkanlah rahmat dan pengampunan MU

Kepada kami kelak,

Jika kami menyusul

Dan berkumpul bersama mereka
Birohmatika yaa..Arhammarroohimiin



YA.. Allah, Berilah klami manfa’at Al Qur’an

Yang telah Engkau tinggikan kedudukannya

Engkau kukuhkan tiang-tiangnya

Engkau perkuat keperkasaannya

Engakau jelaskan buktinya

Engkau jadikan bahasa Arab sebagai

Bahasa pengantarnya.



Allahumma Ya.. Robbi

Jadikanlah malam-malam ini

Penuh dengan berkah

Yang meliputi pembacanya,

Pendengarnya, penghuninya dan pengamin do’a nya

YA.. Allah ,Sampaikanlah barokahnya

Kepada orang-orang

Yang tinggal di rumah-rumah mereka

Yang tinggal di pegunungan

Yang tinggal di Mekkah dan Madinah



Ya.. Allah, Jauhkan kami dari keburukan

Orang-orang yang jahat
Dari segala tipu muslihat

Hidupkan kami dalam kecintaan kepada para sahabat….

AQIDAH SALAF (Risalah Habib Ahmad bin Zein AL-Habsyi)

Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi (1069-1145 H) berkata:
Dasar-dasar iman adalah meyakini bahwa Allah Ta'ala itu ada. Dia Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya, tiada yang mirip dengan-Nya, dan tiada yang menyerupai-Nya.
Tidak ada sesuatu pun yang mirip dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dia menciptakan langit dan bumi, kematian dan kehidupan, ketaatan dan kedurhakaan, kesehatan dan penyakit. Dia menciptakan alam semesta dan segala isinya. Dia menciptakan makhluk dan perbuatannya. Dia menetapkan rizki dan ajalnya, (dan keduanya) tidak bertambah dan pula berkurang. Tidak akan ada satu kejadian pun yang berlangsung, kecuali dengan qadha, qadar dan iradah-Nya.
Dan sesungguhnya Allah Ta'ala, Maha Hidup, Maha Mengetahui, Maha Berkehendak, Maha Kuasa, Maha Berbicara, Maha Mendengar, dan Maha Melihat. Dia mengetahui tipu daya penglihatan dan apa yang tersembunyi dalam hati. Dia mengetahui apa yang dirahasiakan dan apa yang sangat tersembunyi. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Esa lagi Perkasa.
Dan Allah Ta'ala mengutus Sayidina Muhammad, hamba dan rasul-Nya, kepada seluruh makhluk untuk memberi mereka petunjuk (hidayah) dan untuk menyempurnakan kehidupan mereka di dunia dan akhirat. Dan Allah memperkuat beliau dengan mukjizat-mukjizat yang jelas lagi mengagumkan. dan mukjizat beliau yang paling agung dan abadi adalah Al-Quranu 'l-'azhim.
dan Nabi SAW menyampaikan dengan jujur berita-berita dari Allah SWT mengenai shirath (jembatan menuju surga), mizan (timbangan amal), haudh (telaga) dan lain-lain persoalan akhirat serta alam barzakh (alam kubur), misalnya: pertanyaan 2 malaikat (Munkar dan Nakir di dalam kubur), siksa kubur dan kenikmatan-kenikmatan di dalamnya.
Dan (meyakini) kebenaran Quran dan seluruh kitab-kitab Allah yang telah diturunkan, juga meyakini adanya malaikat, surga, neraka, dan semua yang diberitakan oleh Sayidina Muhammad SAW.

AQIDAH SALAF (Risalah Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad)

Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:



Kita akan membahas masalah aqidah secara khusus, ringkas, lengkap dan bermanfaat insya Allah. Bab ini memperkenalkan ihwal golongan yang terselamat yaitu ahlus sunnah wal jama'ah yang merupakan golongan terbesar dari kaum Muslimin:



Segala puji bagi Allah Yang Esa. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya kami mengetahui dan mengi'tikadkan, mempercayai dan meyakini, dan kami menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Tuhan Yang Besar, Raja Yang Maha Agung, tidak ada Tuhan selain-Nya, tidak ada yang disembah melainkan Dia, Yang Qadim, Yang 'Azali, senantiasa Ada, Abadi, tiada awal bagi permulaan-Nya, dan tiada akhir bagi penghabisan-Nya, Yang Esa tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sesuatu pun yang diserupakan dengan Dia, tidak serupa dan semacam, tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya, dan Dia Maha Melihat lagi Maha Mendengar.
Bahwa Dia Maha Suci dari dilingkari oleh zaman, atau dibatasi oleh tempat, atau wujud-Nya sama dengan wujud seisi alam, tidak diliputi oleh arah, atau dipengaruhi oleh sifat baru, Dia bersemayam di 'Arsy-Nya sesuai dengan keadaan yang difirmankan-Nya, dan sepadan dengan makna yang dikehendaki-Nya, persemayaman yang layak dengan kemuliaan kebesaran-Nya dan ketinggian keagungan-Nya.
Dan bahwa Tuhan Maha Dekat dengan semua maujud (yang ada), dan kepada manusia pula Dia lebih dekat dari urat lehernya, dan Dia Maha Penjaga dan Maha Penyaksi terhadap segala sesuatu. Dia Maha Hidup, Berdiri dengan sendiri-Nya, tidak dihinggapi kelalaian atau ketiduran, Dialah pencipta langit dan bumi dengan seindah-indahnya, dan jika Dia hendak memutuskan sesuatu perkara, Dia hanya mengatakan, "Jadilah!", maka jadilah ia. Allah Pencipta segala sesuatu, dan Dia Pengurus terhadap semua itu.
Dan bahwa Allah SWT Berkuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui terhadap segalanya. Ilmu-Nya meliputi semua perkara dan menghitung semua yang ada, tidak ada sesuatu pun yang terlepas dari ilmu Tuhanmu, seberat atom sekalipun, di langit ataupun di bumi, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya, Dia senantiasa bersamamu di mana pun kamu berada, dan Allah Maha Melihat segala yang kamu lakukan. Dia mengetahui yang rahasia dan yang tersembunyi, mengetahui segala yang di darat dan di laut, tidak sehelai daun pun gugur melainkan Dia mengetahuinya, tidak ada sebutir biji di kegelapan bumi yang basah dan kering, melainkan tercatat di dalam Kitab yang terang.
Dan bahwa Allah SWT Maha Mengetahui atas segala yang dijadikan-Nya, dan Maha Pengelola atas segala yang diciptakan-Nya. dan bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi, baik atau jahat, mudharat atau pun manfaat, melainkan dengan ketentuan dan kehendak-Nya. Apa yang Dia kehendaki bakal terjadi, dan apa yang Dia tidak menghendaki tidak bakal terjadi. Sekiranya sekalian makhluk berkumpul untuk menggerakkan seekor semut, atau menahannya bergerak di alam ini, tanpa kudrat dan iradat-Nya, niscaya mereka tidak akan kuasa menggerakkan atau menahannya.
Dan bahwa Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dia juga berbicara dengan kalam qadim 'azali (pembicaraan lama yang 'azali), tidak menyerupai percakapan makhluk. dan bahwa Al-Quran 'l-'Azhim adalah kalam-Nya yang qadim, dan kitab-Nya yang diturunkan atas Nabi dan Rasul pilihan-Nya, Muhammad SAW.
Dan bahwa Allah SWT Maha Pencipta atas semua yang ada, Dia Maha Pemberi rizki, Maha Pentadbir dan Pengelola terhadap segala sesuatu yang ada di alam ini menurut kehendak-Nya, tidak ada yang bisa menentang perintah-Nya, dan tidak seorang pun menyalahkan hukum-Nya. Dia Memberi kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan menahan siapa yang dikehendaki-Nya, Dia mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya, dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya, tetapi mereka akan ditanya.
Dan bahwa Allah SWT Maha Bijaksana dalam segala perbuatan-Nya. Mustahil terjadi sesuatu kezhaliman atau penganiayaan daripada-Nya, tak sesuatu pun yang wajib atas Allah terhadap manusia. Sekiranya Allah SWT membinasakan semua makhluk-Nya dalam sekejap mata, maka Dia pun tak bisadianggap zalim atau menganiaya, sebab mereka semua adalah hak milik-Nya dan hamba-hamba-Nya, tentulah Dia berhak melakukan kepada hak milik-Nya apa yang dikehendaki-Nya, tetapi Tuhanmu tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. malah diberi-Nya mereka balasan pahala atas semua ketaatan yang mereka lakukan dengan kelebihan dan kemurahan-Nya, dan menyiksa mereka atas maksiat yang dilakukannya dengan kebijaksanaan dankeadilan-Nya. Sekalian hamba-Nya wajibmenaati-Nya dengan mematuhi seruan yang diajarkan melalui lidah para Nabi-Nya 'alaihimush shalaatu was salaam. Kita sekalian mempercayai semua kitab yang diturunkan Allah, sekalian Rasul yang diutus-Nya, semua malaikat-Nya, dan qadar (ketentuan)-Nya yang baik dan yang jahat.
Dan kami bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Beliau diutus kepada sekalian jin dan manusia, bangsa Arab dan bangsa 'Ajam (selain Arab), dengan petunjuk dan agama yang benar, agar ditempatkan agama itu di atas semua agama, meski kaum musyrikin membencinya. Kami bersaksi pula, bahwa beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasehati umat, menyingkap kemusykilan, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Dan bahwa dia itu benar, dipercaya, didukung oleh berbagai bukti yang benar dan mukjizat yang luar biasa. Dan bahwa Allah telah mewajibkan atas sekalian hamba-Nya untuk mempercayainya, menaatinya, dan mengikutinya. Dan bahwa Allah SWT tidak akan menerima iman seseorang, seteguh apa pun iman orang itu, sehingga ia beriman kepada Muhammad SAW dan apa yang diajarkan dan disampaikannya tentang perkara keduniaan, keakhiratan, ataupun alam barzakh.
Di antara perkara yang wajib dipercayai oleh seorang manusia ialah perihal Munkar dan Nakir terhadap orang-orang mati di dalam kubur. Mereka akan bertanya tentang perkara tauhid, agama dan kenabian.
Kemudian, hendaklah ia beriman terhadapkenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang taat di dalam kubur, dan adzab sengsara yang dirasakan oleh orang-orang yang mendurhakai Tuhan.
Kemudian hendaklah ia mempercayai hari Ba'ats (kebangkitan) sesudah mati, saat semua tubuh dan ruh dihadapkan pada pengadilan Tuhan untuk menerima hisab masing-masing. Setiap orang tidak sama keadaannya, ada yang diampuni dan ada yang dipersoalkan satu persatu, dan ada yang dibenarkan langsung memasuki surga tanpa dihisab lagi.
Kemudian, hendaklah ia mempercayai Mizan (timbanga Tuhan) yang ditimbang di dalamnya amal-amal kebajikan dan amal-amal kejahatan.
Sesudah itu, sekalian manusia akan melewati Shirath, yakni jembatan memanjang di permukaan neraka Jahannam.
Kemudian, kita wajib mempercayai Haudh, yakni sebuah perigi (telaga) yang diperkenankan Tuhan bagi Nabi Muhammad SAW, dan airnya hanya akan diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada beliau sebelum mereka memasuki surga. Air telaga ini mengalir dari surga.
Kemudian, hendaklah ia mempercayai syafa'at para Nabi. Sesudah itu para shiddiqin, syuhada, ulama shalihin dan orang-orang Mu'min yang lain. Dan bahwa syafa'at agung hanya dikhususkan bagi nabi Muhammad SAW.
Kemudian, hendaklah ia mempercayai bahwa orang-orang yang beriman dan mengesakan Allah SWT, tidak kekal berdiam di neraka, malah mereka akan dikeluarkan daripadanya setelah menjalani hukuman, selagi di dalam hati mereka terdapat cahaya iman, meski sebesar atom sekalipun. Manakala orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, akan tinggal di dalam neraka selamanya, tidak akan diringankan siksaan dan adzab yang menimpa mereka, dan tidak akan dibelaskasihani lagi. Dan bahwa orang-orang yang beriman akan tinggal selamanya di dalam surga, tidak disentuh suatu kesusahan, dan mereka tidak akan dikeluarkan lagi daripadanya.
Kemudian hendaklah ia mempercayai, bahwa orang-orang yang beriman akan dibenarkan melihat Tuhan dengan mata kepala sendiri, sesuai dengan kemahaagungan Allah dan kesucian kesempurnaan-Nya.
Kemudian, hendaklah ia meyakini tentang keutamaan para sahabat Rasulullah SAW dan tertib susunan mereka. Dan bahwa mereka adalah orang-orang yang lurus perjalanannya, benar perilakunya dan dipercaya. Tidak dibenarkan orang memakinya atau merendahkan taraf dan kedudukan seorang pun di antara mereka. Dan bahwa khalifah yang berhak sesudah Rasulullah SAW adalah Abubakar Ash-Shiddiq ra., kemudian Umar bin Khattab yang bergelar Al-Faruq ra., kemudian Utsman bin 'Affan yang mati syahid ra., dan sesudah itu Ali bin Abi Thalib ra. Semoga Allah SWT meridhai mereka dan sekalian sahabat Rasulullah SAW, juga para tabi'in yang baik hingga hari kiamat, dan juga sekalian dengan kemurahan-Mu, ya Tuhan Yang Maha Pemurah, Amin.

AQIDAH YANG MENEMPA KESELAMATAN



Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:

Syukur Alhamdulillah, kita sekalian telah mengakui dan meridhai Allah SWT sebagai Rabb, Islam sebagai agama, Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul. Kita juga mempercayai, bahwa Al-Quran sebagai pegangan, Ka'bah sebagai qiblat, dan orang-orang Mu'min sebagai saudara seagama. Kita juga telah membersihkan diri dari segala rupa agama yang menyalahi ajaran agama Islam. Kita mempercayai semua kitab yang diturunkan Allah dari langit. Percaya kepada sekalian Rasul yang diutus, percaya kepada qadha dan qadar, baik dan buruknya. Percaya bahwa hari penghabisan atau hari kiamat akan tiba. Dan percaya bahwa, agama yang dibawa oleh sayyidina Muhammad SAW adalah dari Tuhan. Insya Allah, atas semua ini kita hidup dan mati. Dan atas semua ini pula, kita akan dibangkitkan, insya Allah, bersama-sama golongan orang-orang yang selamat, yang mereka itu tidak takut dan tidak bersedih hati. Dengan karunia-Mu, ya Allah, aku memohon, ya Rabbal 'aalamiin.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
Orang yang merasakan kelezatan iman adalah orang yang meridhai Allah sebagai tuhan, menerima Islam sebagai agama dan mengaku Muhammad sebagai Nabi.

Sabdanya lagi:
Aku ridha Allah sebagai Tuhan, menerima Islam sebagai agama dan mengakui Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.

Barangsiapa membaca doa tadi pada waktu pagi dan petang maka ia berhak menerima keridhaan Allah.
Ketahuilah barangsiapa meridhai Allah sebagai Tuhan, maka wajib atasnya:
  • Meridhai pengelolaan Allah Ta'ala dan ikhtiar-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, disamping kepahitan hidup yang ditentukan Allah terhadap dirinya.
  • Seorang hamba harus rela menerima bagian rizki yang dikaruniakan Allah kepadanya.
  • Ia harus senantiasa konsisten dalam menaati Allah dan menjaga segala kewajiban yang ditentukan atas dirinya.
  • Ia wajib meninggalkan segala larangan Allah.
  • senantiasa sabar dalam menghadapi musibah yang ditimpakan kepadanya.
  • Senantiasa bersyukur atas ni'mat dan karunia Allah Ta'ala.
  • Selalu ingat kepada Allah dan bercita-cita untuk menemui-Nya.
  • Ia harus meridhai Allah sebagai tempat menggantungkan harapannya, memutuskan perkaranya dan berlindung dari segala marabahaya dan malapetaka.
  • Senantiasa bersikap ikhlas dalam beribadah, menyerahkan diri kepada-Nya lahir dan batin.
  • Dalam menjalani urusan hidup sehari-hari, ia tidak pernah gentar melainkan hanya kepada Allah.
  • Tiada mengharapkan terlaksananya suatu hajat dan kepentingan melainkan dengan Allah jua. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan!

Barangsiapa menerima Islam sebagai agama, hendaklah:

  • Memperhatikan secara sungguh-sungguh segala larangan agama dan menjunjung tinggi syiar-syiarnya.
  • Senantiasa giat berupaya menguatkan semangat dalam dirinya, menambahkan keteguhan dan kelurusan dalam ilmu-ilmu agama dan amal bakti yang baik. Dengan ini semua, ia akan berlapang dada dan tanpanya ia akan merasa kecewa.
  • Ia harus menghormati semua orang yang bersifat dengan sifat-sifat yang mulia itu, seraya memusuhi orang-orang yang membelakanginya.

Barangsiapa mengakui Muhammad saw sebagai Rasul-Nya, hendaklah ia :

  • Mengikuti kelakuan beliau
  • Bersuluh dengan petunjuknya,
  • Menjunjung syari'atnya,
  • Berpegang teguh kepada langkahnya,
  • Menghormati haknya,
  • Memperbanyak shalawat dan salam kepadanya,
  • Menyintai keluarga dan para sahabatnya, serta memohon ridha dan rahmat atas mereka semua, dan
  • Senantiasalah bersikap kasih sayang dan memberi nasihat yang baik kepada umatnya.

Sebagai mukmin yang sejati, hendaklah Anda menuntut diri untuk melaksanakan maksud-maksud yang tersimpul dalam hadis yang baru kami uraikan tadi, yaitu aku meridhai Allah sebagai Tuhan, menerima Islam sebagai agama, dan mengakui Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Hendaklah Anda mewajibkan diri bersifat dengan sifat-sifat yang diterangkan oleh hadis tersebut. Sebab, hal ini tidak cukup hanya diucapkan dengan lisan, karena yang demikian itu tidak memberi kesan, meski faedahnya tetap ada.

LARANGAN BERPECAH BELAH DAN BERSELISIH PAHAM

Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:

Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Ali Imran, 3:105)
Ini adalah larangan dari Allah Ta'ala, mencegah hamba-hamba-Nya yang mu'min dari perbuatan menyerupai kelakuan orang-orang yang berpecah belah dan berselisih paham dalam urusan agama, dari kaum ahli kitab, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.
Gambarkanlah betapa sulitnya adzab dan siksa Tuhan, yang Dia sendiri menyifatkannya sebagai adzab dan siksa yang berat itu. Renungkan dan carilah jalan yang bisa menyelamatkan Anda dari adzab dan siksa tersebut. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atasmu. Jalan itu tiada lain ialah :
  • dengan berpegang teguh kepada Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW
  • menjauhkan diri dari perkara yang menyesatkan dan perbuatan bid'ah
  • memelihara diri dari pendapat-pendapat yang bakal membawa kepada perpecahan umat dan perselisihan antara kaum muslimin.

Siapakah golongan yang selamat?

Ketahuilah, bahwa sebagaimana para ahli kitab dahulu telah berpecah belah dan berselisih paham dalam urusan agamanya, maka umat ini pun telah berpecah belah dan berselisih paham pula. Perkara ini telah diceritakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya berikut ini:

Kaum Yahudi telah berpecah belah kepada tujuh puluh satu golongan, manakala kaum Nasrani juga telah berpecah belah kepada tujuh puluh dua golongan. Maka umatku juga akan berpecah belah kepada tujuh puluh tiga golongan. Semuanya di dalam neraka, kecuali satu golongan saja.

Sebenarnya, umat Islam pun telah berpecah belah sejak dahulu, dan tepatlah apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW yang bersifat ash-Shadiqu 'l-Amin. Karena, apa yang dikatakannya itu sesuai dengan yang tertulis di dalam Al-Quran 'l-karim. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabat, "Siapakah golongan yang selamat dari neraka?" Beliau menjawab, "Mereka adalah golongan yang menuruti langkahku dan langkah para sahabatku." Selanjutnya beliau pun berpesan pula, "Apabila terjadi suatu perselisihan, maka hendaklah kamu senantiasa berpihak kepada golongan yang terbanyak dari kaum Muslimin."

Syukur Al-hamdulillah, sejak dahulu hingga sekarang, para ahlu sunnah wal jama'ah itulah merupakan golongan yang terbanyak dari kaum muslimin. Tak pelak lagi, bahwa mereka itulah golongan yang akan selamat, menerima karunia Allah dan rahmat-Nya. Sebab mereka senantiasa berpegang teguh kepada petunjuk Al-Quran dan petunjuk Rasulullah SAW. Mereka juga senantiasa mengikuti ajaran yang dibawa oleh para salaf saleh dari golongan para sahabat dan tabi'in. Semoga Allah Ta'ala meridhai mereka.

DALAM AQIDAH, IKUTILAH IMAM-IMAM BESAR

Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Al-Haddad berkata:
Seyogyanya setiap mukmin memelihara kelurusan aqidahnya dengan mengikuti petunjuk aqidah yang telah disusun oleh salah seorang di antara imam-imam besar yang telah disepakati keagungan dan kedalaman ilmu mereka. Pada hematku, tidak seorang pun hendak melaksanakan hal tersebut akan menjumpai kumpulan aqidah yang luas liputannya, jelas jangkauannya serta terhindar dari berbagai keraguan, sebaik yang dapat dijumpainya pada kumpulan aqidah Imam Al-Ghazali (radhiyallau 'anhu) yang diuraikannya dalam kitab Al-Ihya pasal pertama dari Bab Qawaid al-Aqaid. Perhatikanlah itu baik-baik. Dan bila masih ingin tambahan, bacalah dalam buku Ihya tersebut dalam Ar-risalah al-Qudsiyah yang diuraikannya di pasal ketiga. Dan jangan hendaknya Anda memasuki Ilmul Kalam (Teologi) secara amat mendalam, jangan pula mencoba ikut dalam perdebatan-perdebatannya walaupun dengan alasan mencari kepastian dalam makrifat tentang hal itu. Bagaimanapun Anda tidak akan meraih ketenangan hati dengan ilmu ini.
Sebaiknya bila Anda ingin memperoleh kepastian dalam hal makrifat, mantapkanlah diri Anda dengan ber-suluk (melintasi jalan keruhanian melalui ilmu tasawuf) dengan cara yang benar, yakni:
  • Bersungguh-sungguh melaksanakan takwa secara lahir dan batin.
  • Mempelajari ayat-ayat Al-Quran dan sabda-sabda Nabi SAW
  • Merenungkan kebesaran isi lelangit dan bumi. Tujuannya ialah memperdalam kesadaran, memperindah watak kejiwaan serta mengurangi kepekatan hati dengan berbagai latihan yang baik.
  • Demikian pula usaha mengkilapkan cermin kalbu dengan terus melaksanakan zikir dan fikir serta berpaling dari segala yang dapat menghalangi konsentrasi demi tercapainya tujuan.

Inilah jalan keberhasilan yang bila menempuhnya Anda akan menemukan apa yang dicari dan meraih segala idaman hati.

Kaum sufi, dengan penuh kesabaran, berjuang memerangi nafsu mereka sendiri, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan riyadhah (latihan-latihan kejiwaan) terhadapnya serta menyapihnya dari berbagai adat kebiasaannya, semata-mata karena menyadari hal itu merupakan keharusan yang tak terelakkan demi mencapai kesempurnaan makrifat. Sedangkan kesempurnaan makrifat merupakan keharusan demi meraih maqam al-'ubudiyah (kedudukan pengabdian) yang merupakan tujuan kaum 'arif dan idaman kaum muhaqqiq. Semoga ridha Allah dilimpahkan atas mereka semuanya.

Rabu, 16 Desember 2009

MELURUSKAN AQIDAH

Al-Imam Al-'Allaamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata:
Hendaknya Anda selalu membaikkan dan meluruskan aqidah dengan mengikuti kelompok yang selamat, yang dikenal diantara berbagai kelompok Islam sebagai ahlus sunnah wal jama'ah, atau mereka yang benar-benar berpegang teguh kepada teladan Rasulullah SAW serta para sahabatnya. Tentunya bila Anda dengan pemahaman yang lurus, dalam hati nurani yang sadar, mengamati nash-nash Al-Quran dan As-Sunnah yang mengandung berbagai ilmu keimanan serta sejumlah riwayat hidup para salaf saleh, sahabat-sahabat Nabi SAW dan pengikut-pengikut mereka, niscaya akan Anda ketahui dan yakini bahwa kebenaran bersama kelompok yang diberi nama "Asy'ariyah", yakni mereka yang dinisbahkan kepada AS-Syekh Abul Hasan Al-Asy'ari (wafat 324 H). Beliaulah yang telah menyusun kaidah-kaidah tentang aqidah ahlul haq (para pengikut kebenaran) serta mencatat dalil-dalilnya. Yakni aqidah seperti yang telah disepakati oleh para sahabat dan tabi'in serta aqidah ahlul haq di setiap tempat dan zaman dan aqidah sebagian besar ahli tasawuf, seperti diungkapkan oleh Abul Qasim Al-Qusyairi pada awal risalah yang disusunnya. Dan itulah pula aqidah kami (Imamul Haddad) serta kelompok kami dari kalangan Ahlul-Bait yang dikenal dengan kaum al-Husaini (keturunan Husain bin Ali, cucu Rasulullah SAW) dan yang dikenal juga sebagai keluarga Al-Ba'alwi (atau keluarga Alawiyin). Itu pulalah aqidah para leluhur kami, semenjak Rasulullah SAW sampai masa kita sekarang. datuk keluarga Alawiyin tersebut di atas, yakni Al-Imam Ahmad (Al-Muhajir) bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Imam ja'far As-Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir (radiyallahu 'anhum), ketika menyaksikan timbulnya berbagai macam bid'ah di Irak, negeri asalnya, serta berkecamuknya hawa nafsu dan timbulnya pertentangan sengit dalam paham masing-masing kelompok, beliau segera mengambil keputusan untuk berhijrah dari sana. Beliau pun berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya sambil berdakwah dan menyebarkan ilmu-ilmu agama sehingga akhirnya mencapai negeri Hadramaut dan berdiam di sana sampai akhir hayatnya.
Sejak itu Allah SWT memberkahi keturunannya sehingga amat banyak dari mereka yang dikenal sebagai 'alim, abid, wali dan arif. Mereka itu sepenuhnya selamat dari berbagai aliran menyeleweng dan hawa nafsu menyesatkan yang bahkan telah menggelincirkan sebagian dari kalangan Ahlul-Bait di negeri-negeri lainnya. Hal itu jelas merupakan keberkahan niat suci Imam Al-Muhajir tersebut yang lari dengan agamanya dari tempat-tempat fitnah (kerusuhan dan kekacauan). Semoga Allah SWT memberinya - atas nama kami - sebaik-baik balasan yang diterima oleh seorang ayah dari putra-putranya, meninggikan derajatnya bersama para leluhurnya yang mulia di surga 'illiyyin serta mengikutsertakan kita dengan mereka dalam kandungan kebaikan dan keselamatan, serta tetap pada jalan mereka yang terjauhkan dari segala fitnah dan cobaan. Sesungguhnya Dialah yang paling Pengasih di antara segenap pengasih.

Jumat, 11 Desember 2009

IHSAN

Ihsan ialah menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.

RUKUN IMAN

Rukun Iman ada 6 (enam), yaitu iman kepada:
  1. Allah SWT
  2. Para malaikat-Nya
  3. Kitab-kitab-Nya
  4. Para rasul-Nya
  5. Hari Kiamat, dan
  6. Takdir baik dan buruk yang ditetapkan oleh Allah SWT.

RUKUN ISLAM

Rukun Islam ada 5 (lima):
  1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah SWT dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah
  2. Mendirikan salat
  3. Membayar zakat
  4. Puasa di bulan Ramadhan, dan
  5. Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu

Diriwayatkan secara marfu' oleh Ibnu Umar RA, "ISlam dibangun di atas 5 (lima) dasar. Bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW utusan Allah, mendirikan salat, membayar zakat, menunaikan haji, dan puasa di bulan Ramadhan." (HR Bukhari Muslim)

RUKUN AGAMA

Rukun agama ada 3 (tiga), yaitu:
1. Islam
2. Iman
3. Ihsan
Dari 'Umar Radhiyallahu 'Anhu juga, telah berkata: Ketika kami duduk dekat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pada suatu hari maka dengan tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih, berambut yang sangat hitam, tidak nampak padanya tanda-tanda perjalanan dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, lalu merapatkan lututnya ke lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha (Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam), seraya bertanya: Wahai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam! Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Islam adalah keharusan bagi engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Muhammad itu utusan-Nya, engkau mendirikan shalat, engkau mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah bila engkau mampu." Dia berkata: Engkau benar. Maka kami heran, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.
Lalu dia bertanya lagi: Beritahukanlah padaku tentang Iman! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang baik dan buruk." Orang itu berkata: Engkau benar.
Dia bertanya lagi: Beritahukanlah kepadaku tentang Ihsan! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."
Dia bertanya lagi: Beritahukanlah aku tentang (kapan) hari kiamat! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Orang yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari penanya itu sendiri."
Dia bertanya lagi: Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "(di antaranya) jika seorang hamba (sahaya) telah melahirkan tuannya (majikannya), dan jika engkau melihat orang yang tak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin dan penggembala kambing saling berlomba untuk membangun gedung yang tinggi."
Kemudian orang tadi pergi, lalu saya diam dalam waktu yang lama. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai 'Umar, tahukah engkau siapa penanya tadi?" Jawabku: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian." Diriwayatkan oleh Imam Muslim.