Rabu, 13 Januari 2010

KEISTIMEWAAN SAYIDINA MUHAMMAD SAW

Allah SWT menciptakan junjungan kita sayidina Muhammad Rasulullah SAW sebagai manusia, tapi tidak sebagaimana manusia biasa (basyaran laa kal basyar), beliau adalah manusia yang martabat dan kemuliaannya di atas semua manusia. Meskipun kita umat beriman telah beroleh kehormatan menjadi pengikut Rasulullah SAW namun kita tidak dapat mengetahui setinggi apa hakikat kemuliaan dan martabatnya. Pengetahuan kita terbatas pada martabat dan kemuliaan yang ada pada sesama manusia biasa, tidak dapat mengetahui hakikat kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW sebagai manusia di atas segala manusia. Kita ingin dan berusaha mengetahui dan memahami sejauh dan setinggi mana kemuliaan dan martabat Rasulullah SAW, namun kita terbentur pada keterbatasan kita yang jauh berada di bawah martabat beliau SAW.

Sebagian orang menyangka bahwa para nabi termasuk Nabi Muhammad SAW sama dengan manusia lain dalam berbagai hal, baik dalam keadaan – situasi dan kondisinya – maupun dalam sifat-sifatnya. Tentu saja pemahaman seperti ini merupakan suatu kesalahan besar dan kekeliruan yang nyata. Karena pandangan-pandangan keliru ini adalah milik kaum penentang para nabi. Seperti pandangan kaum Nabi Nuh as terhadapnya sebagaimana dihikayatkan dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman: “Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, ‘Kami tidak melihat kamu kecuali sebagai seorang MANUSIA BIASA SPERTI KAMI’.” (Hud, 11:27). Lihat pula QS Al-Mukminun (23):47; Asy-Syu’ara (26):154; Asy-Syu’ara (26):185-186. Pandangan kaum musyrikin terhadap Nabi Muhammad SAW pun tidak kalah buruknya. Mereka hanya mengakuinya sebagai manusia biasa. Hal itu sebagaimana difirmankan Allah SWT: “Mereka berkata, ‘Mengapakah rasul ini memakan makanan dan berjalan-jalan di pasar?”

Meskipun memang dalam beberapa hal sama seperti manusia lain – sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah SWT: Qul innamaa ana basyar mitslukum; Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku (Nabi/Rasul) ini hanyalah manusia (biasa) seperti kamu’ (Al-Kahfi, 18:110) – tetapi para nabi berbeda dari kebanyakan manusia biasa dalam berbagai sifat dan karakteristiknya. Dibawah ini kami sebutkan berbagai sifat dan keistimewaan mereka dibanding manusia biasa lainnya – sebagaimana diisyaratkan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.




a. Para nabi AS adalah manusia pilihan, terlebih Nabi Muhammad SAW. Mereka dipilih dan dimuliakan oleh Allah SWT dengan dijadikan-Nya sebagai nabi/rasul. Mereka juga dianugerahi hikmah dan diberi kekuatan intelektualitas serta ketajaman berpikir.. Mereka dijadikan Allah untuk menjadi penengah di antara-Nya dan makhluk-Nya. Tugas mereka adalah menyampaikan risalah dari Allah kepada makhluk-Nya, dan memperingatkan mereka dari murka dan siksa-Nya. Mereka dibebani tugas menunjuki makhluk kepada apa yang membahagiakan mereka, baik di dunia maupun di akhirat.


b. Meskipun biasa makan, minum, dan berjalan-jalan di pasar, kadang-kadang sehat dan kadang-kadang sakit, menikah bahkan ditimpa sifat-sifat kemanusiaan seperti yang dialami manusia biasa pada umumnya – seperti lemah, tua, juga kematian – para nabi terlebih Baginda Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan, keistimewaan, dan sifat-sifat agung. Sifat-sifat itu merupakan suatu kelaziman bahkan termasuk hal-hal primer yang mesti mereka miliki. Adapun sifat-sifat yang melekat pada diri mereka adalah sebagai berikut: jujur (shidq), menyampaikan amanah (tabligh), terpercaya (amanah), pandai (fathanah), terbebas dari aib yang sangat jelek, yang dapat membuat manusia lari darinya (as-salam minal ‘uyub almunfirat), terpelihara dari hal-hal yang dapat mengurangi kredibilitasnya sebagai nabi/rasul (al-‘ishmah). Sifat-sifat ini tidak dapat dimiliki oleh manusia biasa kecuali melalui proses perjuangan melawan nafs.


c. Adapun Nabi Muhammad SAW beliau memiliki sifat dan karakteristik khusus diantaranya:


- Rasulullah melihat apa yang ada di belakangnya, sebagaimana sabdanya: “Apakah kamu dapat melihat kiblatku disebelah sini? Demi Allah, tidak samar atasku rukukmu dan sujudmu. Sungguh aku melihat kamu sekalian dari belakang punggungku.” (HR. Syaikhani (Bukhari dan Muslim).


- Rasulullah SAW melihat apa yang tidak kita lihat dan mendengar apa yang tidak kita dengar, sebagaimana sabda beliau, “Sesungguhnya aku (dapat) melihat apa yang tidak kamu lihat, dan mendengar apa yang tidak kamu dengar.” (HR. Ahmad, Turmudzi, dan Ibnu Majah)


- Ketiak Nabi yang mulia putih warnanya. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik ra yang berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dalam berdoa sehingga terlihatlah warna putih ketiaknya.”


- Nabi Muhammad SAW terpelihara dari kebiasaan menguap. Sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan dalam At-Tarikh dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf serta Ibnu Sa’d dari Yazid ibn Al-Asham yang mengatakan: “Nabi Muhammad SAW tidak pernah menguap sama sekali.


- Keringat Rasulullah SAW harum baunya. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas ra yang bercerita: “Rasulullah SAW pernah datang kepada kami. Beliau tidur siang di tempat kami. Ia tampak berkeringat. Lalu datanglah ibuku membawa sebuah botol. Ia berusaha menampung keringat Rasulullah. Rasulullah SAW terbangun. Ia bersabda: ‘Ya ummu Sulaim, apa yang engkau perbuat?’ Ia menjawab: ‘Keringat. Ia akan kami jadikan minyak wangi; pasti akan menjadi minyak wangi yang paling wangi’.”


- Rasulullah SAW tidak memiliki bayangan. Al-Hakim dan At-Turmudzi meriwayatkan dari Dzakwan: “Sesungguhnya Rasulullah SAW itu tidak ada bayangannya, baik dari sinar matahari maupun bulan.” Bagaimana tidak, beliau adalah cahaya di atas cahaya (nuron faaqo kulla nuur).


- Nabi Muhammad SAW tidak dihinggapi lalat. Al-Qadhi ‘Iyadh – dalam Asy-Syifa – dan Al-‘Azafi – dalam maulidnya – menyebutkan: “Di antara keistimewaan Nabi Muhammad SAW itu adalah beliau tidak dihinggapi lalat”. Ibn Sab’ menambahkan dalam Al-Khashaa-is, “Diantara keistimewaan Rasulullah SAW adalah kutu rambut tidak mampu menyakitinya.”


- Darah beliau adalah suci. Al-Bazzar, Abu Ya’la, At-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Az-Zubair bahw ia pernah mendatangi Rasulullah SAW ketika ia sedang berbekam. Setelah selesai berbekam, beliau bersabda: “Hai Abdullah, pergi dan bawalah darah ini lalu tumpahkanlah di tempat yang tidak ada siapa-siapa.” Ternyata ia meminumnya. Setelah ia kembali (kepada Rasulullah SAW), Rasulullah SAW bersabda: “Hai Abdullah apa yang engkau perbuat?” Ia menjawab: Aku letakkan darah itu di suatu tempat yang menurutku pasti tidak diketahui orang.” Rasulullah SAW bersabda, “Atau mungkin kau meminumnya?” “Ya” Jawab Abdullah. Ia bersabda, “Kecelakaanlah bagi manusia dari (sebab) kamu. Dan kecelakaanlah bagi kamu dari (sebab) manusia. Mereka tidak melihat kekuatan yang ada padanya (Abdullah) dari (karena) darah itu.”


- Mata Rasulullah SAW tidur tapi hatinya tidak. Beliau bersabda, “Mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur.” (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik ra)


- Rasulullah SAW terpelihara dari mimpi berjimak. Beliau bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun mimpi berjimak (ihtilam). Sesungguhnya ihtilam itu dari setan.” (HR Thabrani)


- Air seni Rasulullah SAW adalah suci. Diriwayatkan oleh Al-Hasan bin Sufyan, dalam musnadnya, juga oleh Abu Ya’la, al-Hakim, Ad-Daruquthni, dan Abu Nu’aim dari Ummu Aiman yang mengatakan: “Nabi SAW bangun malam, lalu mencari kendi pada sudut rumah. Beliau buang air kecil padanya. Aku pun bangun malam dalam keadaan sangat haus. Maka aku memimun air yang ada dalam kendi itu. Di pagi hari aku beritahukan hal itu kepada Nabi. Beliau tertawa seraya bersabda, “Kamu tidak akan merasa sakit perut setelah hari ini untuk selamanya.”


Dan banyak lagi keistimewaan Nabi SAW lainnya yang tidak dapat disebut secara keseluruhan. Berikut adalah ringkasan mengenai keistimewaan Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh sebagian ulama dalam bentuk nazham:


Nabi kita diistimewakan dengan sepuluh sifat
Ia tidak pernah berihtilam sama sekali
Tak ada padanya bayangan
Bumi menelan apa yang keluar darinya
Begitu pula lalat enggan mendekat
Kedua matanya tertidur, hatinya tak mendengkur
Terlihat olehnya apa yang ada di belakang seperti ia memandang
nya dari depan
Tidak pernah menguap, sifat yang ketujuh
Diikuti sifat lain, ia terkhitan ketika lahir
Binatang mengenalinya ketika ia menaikinya
Mereka datang dengan cepat tak pernah mengelak
Posisi duduknya melebihi posisi duduk sahabatnya
Allah melimpah shalawat kepadanya, pagi dan sore hari.

Kunjungi: www.fauzirosid.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar