Sabtu, 17 April 2010

MEMULIAKAN TAMU

Para salaf shalih senantiasa memuliakan dan menjamu tamu. Mereka melayaninya sendiri, tidak mewakilkan kepada orang lain, kecuali jika ada udzur syara'. Bahkan, dengan semua layanan dan jamuan khusus yang mereka berikan, mereka tetap tidak memandang diri telah memenuhi hak para tamu yang datang kepada mereka. Semua itu dilakuka agar tetamu tidak menjadi berdosa karena erburuk sangka kepada mereka dengan menganggap mereka sebagai orang kikir.
Rasulullah saw melayani sendiri tamu yang datang bertandang kepada beliau. Demikian juga para saabat dan tabi'in ra. Ketika utusan an-Najasyi datang bertamu kepada Rasulullah saw, Rasul tidak mengizinkan seorang pun untuk meayani sang utusan itu sang utusan itu, dan beliau melayaninya sendiri. Beliau berkata, "Mereka adalah sahabat kita yang mulia. Karena itu, aku ingin aku sendiri yang menghormati dan menjamu mereka."
Para salaf shalih ada yang memandang bahwa alam penjamuan tamu seperti malam Hari Raya. Karena bagi mereka, kedatangan tamu berarti mendapat bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar